BAB II
PEMBAHASAN
A.
Surah Yasin Ayat 78-82
1.
Teks Ayat
وَضَرَبَ
لَنَا مَثَلٗا وَنَسِيَ خَلۡقَهُۥۖ قَالَ مَن يُحۡيِ ٱلۡعِظَٰمَ وَهِيَ رَمِيمٞ ٧٨
قُلۡ يُحۡيِيهَا ٱلَّذِيٓ أَنشَأَهَآ أَوَّلَ مَرَّةٖۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلۡقٍ
عَلِيمٌ ٧٩ ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلشَّجَرِٱلۡأَخۡضَرِ نَارٗا فَإِذَآ
أَنتُم مِّنۡهُ تُوقِدُونَ ٨٠ أَوَ لَيۡسَ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ
بِقَٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يَخۡلُقَ مِثۡلَهُمۚ بَلَىٰ وَهُوَ ٱلۡخَلَّٰقُٱلۡعَلِيمُ
٨١ إِنَّمَآ أَمۡرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيًۡٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
٨٢
78. Dan ia membuat perumpamaan
bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang
dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?
79. Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan
yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala
makhluk
80. yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari
kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu"
81. Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan
bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan
Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui
82. Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki
sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia
2. Penafsiran Ayat
Penafsiran dari ayat 78-79, Firman Allah, “Dan apakah manusia tidak
memperhatikan. Dalam ayat tersebut telah dijelaskan contoh dari sikap menantang
serta ucapan dan bantahan pendurhaka( Ubayy Ibn Ka’b, Al-‘ash Ibn Wail,Abu
Jahal, Ubayy Ibn Khalaf serta Al-Walid Ibn al- Mughirah). Mereka menolak
mempercayai adanya hari kebangkitan. Telah di riwayatkan oleh Ibn Wahb dari Malik “
Bahwa kami menciptakannya dari setitik air(mani), “yaitu setetes air”. Apabila
menetes( keluar setitik demi setitik), maka tiba-tiba ia menjadi penentang yang
nyata!, atau lawan dalam pertikaian dan dalam menjelaskan hujah. Maksudnya ,
bahwa air sebelum tidak menjadi apa-apa itu berubah menjadi penentang yang
nyata. Hal itu, karena manusia datang kepada Nabi Muhammad SAW dengan membawa
tulang yang sudah berubah, lalu dia berkata, “ wahai Muhammad, tidakkah engkau
tahu bahwa Allah menghidupkan ini setelah hancur? Nabi Muhammad SAW kemudian
menjawab, “iya dan Allah akan membangkitkanmu, dan memasukkanmu kedalam
neraka.” Dan dia membuat perumpamaan bagi kami, dan dia berkata,” siapakah yang
dapat menghidupkan tulang belulang yang hancur telah luluh?”. Dan dia membuat
perumpamaan bagi kami, dan dia lupa kepada kejadiannya”, maksudnya, dia lupa
bahwa kami menciptakannya dari setetes air mani yang mati, lalu kami ciptakan
didalamnya kehidupan, atau jawaban dari Nabi Muhammad adalah mengiyakan. Dia
berkata ,” siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang hancur telah
luluh?”. Maksudnya telah rusak. Ada yang mengatakan ,” bahwa orang kafir ini
berkata kepada Nabi SAW, bagaimana pendapatmu jika aku menyerahkan
tulang-tulang ini keudara apakah tuhanmu mengembalikannya?. Maka turun lah ayat
79 “katakanlah , ia akan dihidupkan oleh tuhan yang akan menciptakan kali
pertama,” maksudnya, sejak belum menjadi apa-apa, akan tetapi Allah maha kuasa
untuk mngembalikan pada penciptaan kali yang kedua dari sesuatu.” Dan Dia maha
mengetahui tentang segala hakikat makhluk, maksudnya, bagaimana Dia menciptakan
dan mengembalikan.
Kemudian ayat 80, Allah memperingatkan akan keesaan-Nya.
Ayat ini menunjukkan pada kesempurnaan keesaaNya dalam menghidupkan orang mati
dengan apa yang mereka saksikan, seperti mengeluarkan api dari yang kering
kemudian api itu membakar kayu yang masih hijau. Hal itu, karena orang kafir
berkata: “ berdasarkan tabiat kehidupan
, air mani itu hangat dan basah, sehingga keluar sesuatu yang hidup darinya.
Sedangkan tulang basah akan kering jika telah mati, maka bagaimana bisa keluar
kehidupan darinya.” Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau.” Maksudnya,
sesungguhnya pohon hijau itu mengandung air, dan air itu basah, dingin dan
lembab, kebalikan dari api dan keduanya tidak mungkin bersatu. Akan tetapi
Allah mengeluarkan api itu dari pohon hijau. Karena dia mampu untuk mengeluarkan lawan dari lawannya, dan dia
maha kuasa atas segala sesuatu.
Ayat 81-82, maksud ayat tersebut adalah “ dan
apakah manusia kehilangan akal sehingga tidak menyadari kuasa-Nya? Tidakkah
dia yang maha kuasa itu, yang
menciptakan langit dengan dengan segala bintang dan planet-planetnya yang
demikian besar dan luas, dan menciptakan bumi dengan aneka ragam makhluk yang
menghuninya? Tidakkah Tuhan yang demikian hebat dan mengagumkan ciptaanNya,
maha kuasa untuk menciptakan kini dan masa datang siapapun seperti mereka yang
mengingkari keniscayaan ini walau jasad mereka telah hancur. Akan tetapi
orang-orang yang ingkar meragukan kekuasaan Allah untuk mewujudkan kembali
sesuatu yang telah pernah ada dan bahannya pun masih ada. Tidakkah kamu
mengetahui bahwa Allah tidak membutuhkan waktu atau bahan untuk menciptakan
atau mewujudkan sesuatu. Tidak lain perintahNya, apabila dia menghendaki
sesuatu Dia hanya berkata kepadanya : ‘ jadilah , maka terjadilah apa yang di
kehendakiNya, sesuai kehendakNya kapan, bagaimana dan dimana pu juga. Jadi ayat
tersebut berbicara tentang kuasa Allah yang tidak dapat dilukiskan dengan
kata-kata.[2]
4.
Ibrah Q.S. Yasin ayat 78-82
Ibrah yang dapat diambil dari surah ini adalah :
a.
Allah
yang telah menciptakan manusia, dunia ini beserta isinya, oleh karena itu
janganlah sombong dan menjadi pendurhaka.
b.
Dengan
keEsaan dan kuasanya Allah dapat melakukan apa yang dikehendaki-Nya.
B.
Surat Al-Qari’ah
1.
Teks Ayat
ٱلۡقَارِعَةُ
١ مَا ٱلۡقَارِعَةُ ٢ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡقَارِعَةُ ٣ يَوۡمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ كَٱلۡفَرَاشِٱلۡمَبۡثُوثِ
٤ وَتَكُونُٱلۡجِبَالُ كَٱلۡعِهۡنِٱلۡمَنفُوشِ ٥
فَأَمَّا مَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ ٦ فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ
٧ وَأَمَّا مَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ ٨ فَأُمُّهُۥ
هَاوِيَةٞ ٩ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا هِيَهۡ
١٠ نَارٌ حَامِيَةُۢ ١١
“Hari Kiamat. Apakah hari
Kiamat itu. Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu. Pada hari itu manusia adalah
seperti anai-anai yang bertebaran. dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang
dihambur-hamburkan. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya.
Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang
ringan timbangan (kebaikan)nya. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu. (Yaitu) api yang sangat panas.” (Q.S
Al-Qari’ah : 1-11)
2.
Kosa kata
ٱلۡقَارِعَةُ = hari kiamat
أَدۡرَىٰكَ = tahukah kamu
ٱلۡفَرَاشِٱلۡمَبۡثُوثِ =anai-anai yang
berterbangan
ٱلۡعِهۡنِٱلۡمَنفُوشِ = bulu yang
dihambur-hamburkan
ثَقُلَتۡ
مَوَٰزِينُهُ = berat
timbangan (kebaikannya)nya
عِيشَةٖ
رَّاضِيَةٖ = kehidupan nyang memuaskan
خَفَّتۡ
مَوَٰزِينُهُ = ringan
timbangan (kebaukannya)nya
3.
Penafsiran Ayat
Surat Al Qari’ah adalah surat ke-101 dalam Al Quran. Surah ini
terdiri dari 11 ayat, termasuk surat surat Makkiyah, diturunkan setelah surat
Quraisy. Nama Al Qariah diambil dari kata Al-Qari’ah terdapat pada ayat yang
pertama,artinya menggebrak atau mengguncang, kemudian kata ini dipakai untuk
hari kiamat.[3]
ٱلۡقَارِعَةُ. Kata tersebut merupakan salah satu istilah yang pengertiannya
adalah hari kiamat. Sama seperti kata Al-Haqqah, As-Sakhkhah, At-Tammah dan
Al-Ghasyiah. Dikatakan dengan kata tersebut karena hari kiamat itu
menggetarkan hati disebabkan bencana yang terjadi pada saat itu. Dalam hal ini
bencana biasa yang besar pun juga dinamakan Al-Qari’ah. Allah swt berfirman :
…وَلَا
يَزَالُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ تُصِيبُهُم بِمَا صَنَعُواْ قَارِعَةٌ… ٣١
“…Dan orang-orang yang kafir
senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri… “ (Q.S Ar Ra’d
: 31)
Maksudnya,
bencana besar yang menggetarkan hati mereka dan menghancurkan badan mereka,
sehingga mereka sakit luar biasa.
مَا
ٱلۡقَارِعَةُ. Uslub
ini dimaksudkan untuk memberitahukan betapa dahsyatnya keadaan hari kiamat.
Karena terlalu dahsyatnya, sehingga sulit digambarkan dan diketahui hakikat
hari kiamat itu.
وَمَآ
أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡقَارِعَةُ.
Maksudnya
adalah seakan-akan tidak ada satu peristiwa pun yang lebih besar disbanding
Al-Qari’ah. Sekalipun kita sudah membayangkan dan menduga kejadiannya, pada
dasarnya peristiwa hari kiamat itu lebih dahsyat dari yang kita bayangkan.
Ketika Allah swt menjelaskan bahwa
mengetahui hakikat hari kiamat itu adalah sesuatu yang mustahil bagi manusia,
maka Allah mendefinisikan hari yang akan terjadi itu sebagai kiamat kiamat.[4]
Kemudian Allah menafsirkannya dengan
firman-Nya :
يَوۡمَ
يَكُونُ ٱلنَّاسُ كَٱلۡفَرَاشِٱلۡمَبۡثُوثِ
Maksudnya, dan pergi manusia serta berpencarnya manusia
dari tempat-tempat mereka bagaikan binatang anai-anai yang berterbangan, sebagaimana
firman Allah :
…كَأَنَّهُمۡ
جَرَادٞ مُّنتَشِرٞ ٧
“ Mereka keluar dari kuburan
seakan-akan mereka belalang yang beterbangan.” ( Q.S Al Qamar : 57)[5]
Al
Farasyi, adalah laron yang biasa mengerumuni sinar lampu ketika malam hari.
Maksudnya sebagai perumpamaan tentang kebodohan dan ketidaktahuan akibat
perbuatan itu. Al Mabtsuts, adalah yang terpisah dan bercerai-berai.
Arti ayat: bahwa karena kengerian manusia yang hidup ketika terjadinya hari
kiamat, maka mereka akan bercerai-berai kebingungan dan tidak mengerti apa yang
harus mereka perbuat, dan tidak mengetahui apa yang mereka inginkan. Keadaan
mereka yang seperti itu ibarat laron yang mempunyai tabi’at bercerai-berai,
tidak mempunyai satu arah, bahkan setiap laron akan terbang kea rah yang
berlainan dengan temannya.
Orang-orang
itu dalam ayat lain diumpamakan seperti belalang yang menyebar karena terlalu
banyaknya dan bergelombang. Seperti dalam suratAl-Qamar yang telah
disebutkan dia atas.[6]
وَتَكُونُٱلۡجِبَالُ
كَٱلۡعِهۡنِٱلۡمَنفُوشِ. Mujahid,
Ikrimah, Sa’id bin Jubair, Al Hasan, Qatadah, Atha’ Al Kharsani, Adh-Dhahlak,
dan As-Sady berkata: Al ‘Ihnu artinya ash-shufu, yaitu bulu.[7]
Al-Manfusy : yang bulunya yang
diawut-awut (diacak-acak), sehingga sangat ringan dan mudah dibawa angin.
Artinya: sesungguhnya keadaan
gunung-gunung ketika itu,karena partikel-partikelnya bercerai-berai, sehingga
Nampak seperti bulu domba diawut-awut beterbangan. Kemudian bagaimana dengan
keadaan umat manusia ketika terjadi peristiwa tersebut? Padahal tubuh manusia
itu jelas lemah, cepat rusak; dan
dibayangkan bagaimana mereka?
Di dalam Al-Quran banyak sekali
pengungkapan tentang keadaan gunung ketika tiba saatnya hari kiamat. Misalnya
firman Allah :
وَتَرَىٱلۡجِبَالَ
تَحۡسَبُهَا جَامِدَةٗ وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ ٱلسَّحَابِۚ صُنۡعَ ٱللَّهِٱلَّذِيٓ
أَتۡقَنَ كُلَّ شَيۡءٍۚ إِنَّهُۥ خَبِيرُۢ بِمَا تَفۡعَلُونَ ٨٨
“ Dan kamu lihat gunung-gunung
itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya
awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S An-Naml : 88)
يَوۡمَ
تَرۡجُفُ ٱلۡأَرۡضُ وَٱلۡجِبَالُ وَكَانَتِ ٱلۡجِبَالُ كَثِيبٗا مَّهِيلًا ١٤
“ Pada hari bumi dan
gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan
pasir yang berterbangan.” (Q.S Al-Muzammil : 14 )
وَسُيِّرَتِٱلۡجِبَالُ
فَكَانَتۡ سَرَابًا ٢٠
“ Dan dijalankanlah
gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah.” (Q.S An-Naba : 20)
Semua
itu menunjukkan bahwa benda-benda raksasa yang seharusnya kokoh dan mantap,
ternyata tak mampu menahan situasi hari kiamat yang sangat dahsyat. Jika gunung
saja hancur, lebih-lebih kalian wahai manusia. Engkau adalah makhluk yang lemah
dan tak mempunyai kekuatan apa pun.
Di
dalam ayat tersebut terkandung peringatan bagi umat manusia secara jelas dan
dapat dimengerti.
Setelah
Allah menjelaskan tentang hari kiamat, yakni keadaan sebagian makhluknya ketika
itu, kemudian Allah menjelaskan tentang balasan amal perbuatan. Dalam hal ini
Allah berfirman:
فَأَمَّا
مَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ ٦ فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ. Berat timbangan seseorang tergantung
amalnya, jika yang lebih berat timbangan amal baiknya, maka mereka mendapat
balasan nikmat yang abadi, mereka hidup dengan senang. Sebagian Mufassir ada
yang mengartikan bahwa yang ditimbang adalah suhufnya(catatannya), yang berisi
catatan baik dan buruk.
Setelah Allah menjelaskan kenikmatan
orang-orang yang berbuat baik kemudian Allah menjelaskan siksaan yang akan
diterima oleh orang-orang yang berbuat buruk. Allah berfirman:
وَأَمَّا
مَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ ٨ فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٞ. Dikatakan khaffa mizanahu (kadar
atau bobotnya Nihil). Jadi, seakan-akan ditimbang, bobotnya tidak akan naik.
Barang siapa yang ketika di dunia banyak berbuat jahat, sedikit melakukan
kebaikan, mengotori dirinya dengan kemusyrikan dan perbuatan-perbuatan maksiat,
termasuk sering melakukan kerusakan di bumi, maka hasilnya adalah nihil.
Timbangannya jika diletakkan di atas mizan sama sekali tidak berbobot (kosong).
Kita diwajibkan beriman kepada apa
yang telah disebutkan di dalam al-Quran sebagai mizan secara bulat. Sebagaimana
yang telah disebutkan di dalam firman Allah:
وَنَضَعُٱلۡمَوَٰزِينَٱلۡقِسۡطَ
لِيَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ فَلَا تُظۡلَمُ نَفۡسٞ شَيۡٔٗاۖ وَإِن كَانَ مِثۡقَالَ
حَبَّةٖ مِّنۡ خَرۡدَلٍ أَتَيۡنَا بِهَاۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ ٤٧
“ Kami akan memasang timbangan
yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang
sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (Q.S
Al-Anbiya : 47)
Dan
dari timbangan amal tersebut dapat dibedakan berbagai macam amal perbuatan. Dan
kita tidak diwajibkan mengetahui lebih dari itu. Kita tidak dibolehkan
menanyakan bagaimana caranya dan bentuknya. Semuanya harus kita serahkan kepada
Allah. Hanya Allah-lah yang mengetahui masalah-masalah ghaib, sedang kita sama
sekali tidak mengetahui masalah ini. Jadi, masalaha mizan ini kita hanya
diwajibkan yakin terhadap adanya. Disamping itu, mizan yang dimaksud disini
adalah bukan alat untuk menimbang alat-alat yang konkret, tetapi mizan untuk
menimbang amal perbuatan, atau sesuatu yang abstrak, yakni kebaikan dan
kejahatan. Ringkasnya, semuanya ini kita serahkan saja sepenuhnya kepada Allah,
yang mengetahui tentang hal-hal ghaib.
Ummuhu hawiyah, ialah tempat
kembalinya orang yang beramal buruk. Tempat itu adlaha jurang yang paling
dalam, yakni neraka Jahannam tempat mereka dicampakkan. Hal ini sama seperti
seorang anak yang berlindung kepada ibunya.
وَمَآ
أَدۡرَىٰكَ مَا هِيَهۡ. Apakah
kamu mengerti, apa jurang itu, dan bagaimana bentuknya? Kemudian menafsirkan
pengertian hawiyah yang pengertiannya masih abstrak.
نَارٌ
حَامِيَةُ. Hamiyah
adalah neraka yang apinya berkobar dan sangat panas. Dan seseorang akan
dicampakkan ke dalamnya untuk dibalas sesuai dengan perbuatan-perbuatan
buruknya.
Dalam ayat ini terkandung pengertian
bahwa jika api di dunia itu dibandingkan dengan panasnya api neraka, maka api
dunia tidaklah panas. Ayat tersebut menunujukkan betapa panasnya api nerak itu,
dan betapa besar nyaala apinya.[8]
4.
Ibarah Q.S.Al-Qari’ah
Ayat 1-11
1. Penetapan
akidah tentang kebangkitan dan balasan dengan menyebutkan sebagian gambarnya.
2. Peringatan
dari kejadian mengerikan pada hari kiamat dan azab Allah yang ada pada-Nya.
3. Penetapan
akidah tentang penimbangan amal shaleh dan keburukan serta balasannya.
4. Penetapan
bahwa manusia pada hari kiamat terbagi menjadi dua kelompok sesuai dengan
perbuatan mereka. Satu kelompok di syurga dan satu kelompok di neraka.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pelajaran
yang bisa diambil dari Surat Yasin ayat 78-82 yaitu :
a.
Allah
yang telah menciptakan manusia, dunia ini beserta isinya, oleh karena itu
janganlah sombong dan menjadi pendurhaka.
b.
Dengan
keEsaan dan kuasanya Allah dapat melakukan apa yang dikehendaki-Nya.
2.
Pelajaran
yang bias diambil dari Surat Al-Qari’ah surat 1-11 yaitu:
a. Penetapan
akidah tentang kebangkitan dan balasan dengan menyebutkan sebagian gambarnya.
b. Peringatan
dari kejadian mengerikan pada hari kiamat dan azab Allah yang ada pada-Nya
c. Penetapan
akidah tentang penimbangan amal shaleh dan keburukan serta balasannya.
d. Penetapan
bahwa manusia pada hari kiamat terbagi menjadi dua kelompok sesuai dengan
perbuatan mereka. Satu kelompok di syurga dan satu kelompok di neraka.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar, Bahrun, Terjemahan
Tafsir Al-Maraghi, Semarang :PT. Karya Toha Putra
M. Quraish,Tafsir
Al – Misbah, PT. Lentera hati, 2002
Tarmizi, Farizal, Tafsir Juz
‘Amma,Jakarta : Pustaka Azzam, 2011
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Qariah
[1] Qur’an Terjemahan
[2] M. Quraish,
tafsir, Tafsir Al – Misbah, PT. Lentera hati, 2002, hal. 178 -185
[3]
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Qariah
[4] Bahrun Abu
Bakar, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, PT. Karya Toha Putra, Semarang, hlm316-317.
[5] Farizal
Tarmizi, Tafsir Juz ‘Amma, Pustaka Azzam, Jakarta, 2011, hlm. 323
[6]Bahrun Abu
Bakar, op.cit., hlm. 317-318.
[7]Farizal Tarmizi,
op.cit., hlm. 232.
[8]Bahrun Abu
Bakar, op.cit., hlm. 318-320.
Titanium Gold - Games - Tutor - TITanium Art - TITEN ART
BalasHapusTITON GOLD. $99. $79. Add to everquest titanium cart. T.ITON GOLD. $99. $99. Add to cart. T.ITON GOLD. $99. $99. Add to cart. titanium ingot T.ITON GOLD. $99. Add to titanium earrings studs cart. T.ITON GOLD. $99. Add titanium engagement rings to cart. T.ITON GOLD. titanium 3d printing